Ruteng Pu’u, salah satu kampung adat tertua di Flores Barat, adalah cikal bakal suku Manggarai dan menjadi pusat perkampungan tradisional di Kabupaten Manggarai. Kampung ini, yang diyakini telah ada sejak ratusan tahun lalu, didirikan oleh leluhur masyarakat Manggarai. Nama “Ruteng” berarti daerah yang tinggi, sedangkan “Pu’u” berarti bukit atau puncak, mengacu pada letak geografisnya yang berada di dataran tinggi. Ruteng Pu’u dikenal sebagai pusat kebudayaan dan adat istiadat Manggarai, di mana masyarakatnya masih mempraktikkan berbagai tradisi dan ritual adat yang diwariskan turun-temurun. Kampung ini juga merupakan pusat dari struktur sosial tradisional Manggarai yang disebut “Gendang,” atau rumah adat utama. Rumah adat tersebut memiliki bentuk khas dengan atap kerucut dari ijuk atau alang-alang, serta dinding dari bambu atau kayu. Di depan rumah adat biasanya terdapat “Compang,” altar batu yang digunakan untuk upacara adat. Suku Ruteng dikisahkan memiliki leluhur dari Minangkabau, Sumatra Barat, yang ter iri dari Nggoang, yang menjadi leluhur orang Ruteng, Roang, leluhur orang Pitak, dan Wulang, leluhur orang Leda.